Mencermati Arti Mukjizat Al-Quran dari Segi Bahasa

Semesta kita ini dipenuhi ruang kosong yang hampa, bahkan cahaya pun mampu terlihat jalannya meskipun kecepatannya sangatlah kencang. Semesta yang luas sangatlah wajar bila memiliki banyak ruang hampa, tapi apakah wajar bila di pikiran ada ruang sehampa semesta?
Aku terbangun setiap hari dalam suasana
yang hampa, membuka mata seakan aku tak bisa melihat apa-apa, tak bisa melihat
suatu hal yang bermakna. Aku selalu menyalahkan rantau atas kekosongan ini. Aku
selalu mencari jalan untuk keluar dari ruang hampa ini, tapi aku belum
menemukan cahaya.
Ingatkah bahwa harapan digambarkan
dengan bintang yang tinggi nan bercahaya? Kita dimotivasi untuk terus
meninggikan harapan, karena bila jatuh akan berserakan di antara hamparan
bintang.
Tapi gambaran itu memanglah nyata. Aku
pergi untuk mencari mimpi, untuk menggenggam bintang dan memberikannya pada
para pengharap.
Aku pergi dari bumi, meloncat jauh ke
seantero alam. Dan aku barulah sadar bahwa semesta itu luas dan bintang berada
di antara hampanya ruang. Aku terjebak di lakuna. Harapanku jatuh berserakan di
antara ruang hampa yang gelap ini.
Semenjak itulah, aku sadar bahwa
kesulitan mencari harapan adalah bukan pergi mendekatinya, tapi berjuangan
terlepas dari ruang hampa ini. Berjuang melawan malas, berjuang melawan
semrawut, berjuang melawan diri yang melayang tanpa kejelasan hingga kapan, berjuang
kembali ke arah yang benar.
Bintang, kumohon engkau tuk menunjukkan
Cahayamu telah menjadi arah bagi para pengembara
Kini bawalah aku menujumu
Menjadi harapku dan kubawa untuk ibuku
Bintang, yang selalu dinyanyikan syahdu sebelum
lelap
Sebagai makna tingginya cita dan asa
Kembalikanlah aku ke jalan orang yang menangisi
kepergianku
Satu hal yang kutakutkan kini: takut
pulang tak membawa apa-apa.
Komentar
Posting Komentar