Mencermati Arti Mukjizat Al-Quran dari Segi Bahasa

Gambar
Diri kita terdiri dari dua hal yaitu jasad dan ruh. Jasad harus diberi gizi yang cukup untuk tumbuh kuat dan gizinya berbentuk materi seperti makanan dan minuman. Begitu juga dengan ruh yang membutuhkan asupan gizi, namun gizinya bukan berbentuk materi melainkan maknawi yaitu hidayah. Sebagaimana Allah memudahkan kita untuk mendapatkan asupan gizi materi bagi jasad kita, Allah juga telah memudahkan kita untuk mendapatkan hidayah itu sebagai asupan gizi maknawi bagi ruh kita, dengan cara diutusnya para rasul untuk menuntun manusia kepada jalan yang benar dan juga diberikan pula pada manusia akal sehat agar mudah untuk meyakini apa yang dibawakan oleh para rasul. Para rasul diutus kepada kaum yang sudah mulai melenceng dari jalan yang benar, seperti kaum Nabi Nuh yang sejak 10 abad menyembah Allah lalu kemudian mereka berpaling menuju penyembahan patung akibat perilaku mereka yang berlebihan terhadap orang saleh, maka Allah pun mengutus Nabi Nuh untuk mengembalikan mereka menuju penyem...

Hampa

Semesta kita ini dipenuhi ruang kosong yang hampa, bahkan cahaya pun mampu terlihat jalannya meskipun kecepatannya sangatlah kencang. Semesta yang luas sangatlah wajar bila memiliki banyak ruang hampa, tapi apakah wajar bila di pikiran ada ruang sehampa semesta?

Aku terbangun setiap hari dalam suasana yang hampa, membuka mata seakan aku tak bisa melihat apa-apa, tak bisa melihat suatu hal yang bermakna. Aku selalu menyalahkan rantau atas kekosongan ini. Aku selalu mencari jalan untuk keluar dari ruang hampa ini, tapi aku belum menemukan cahaya.

Ingatkah bahwa harapan digambarkan dengan bintang yang tinggi nan bercahaya? Kita dimotivasi untuk terus meninggikan harapan, karena bila jatuh akan berserakan di antara hamparan bintang.

Tapi gambaran itu memanglah nyata. Aku pergi untuk mencari mimpi, untuk menggenggam bintang dan memberikannya pada para pengharap.

Aku pergi dari bumi, meloncat jauh ke seantero alam. Dan aku barulah sadar bahwa semesta itu luas dan bintang berada di antara hampanya ruang. Aku terjebak di lakuna. Harapanku jatuh berserakan di antara ruang hampa yang gelap ini.

Semenjak itulah, aku sadar bahwa kesulitan mencari harapan adalah bukan pergi mendekatinya, tapi berjuangan terlepas dari ruang hampa ini. Berjuang melawan malas, berjuang melawan semrawut, berjuang melawan diri yang melayang tanpa kejelasan hingga kapan, berjuang kembali ke arah yang benar.

Bintang, kumohon engkau tuk menunjukkan
Cahayamu telah menjadi arah bagi para pengembara
Kini bawalah aku menujumu
Menjadi harapku dan kubawa untuk ibuku
Bintang, yang selalu dinyanyikan syahdu sebelum lelap
Sebagai makna tingginya cita dan asa
Kembalikanlah aku ke jalan orang yang menangisi kepergianku

Satu hal yang kutakutkan kini: takut pulang tak membawa apa-apa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Untuk Cianjur

Pemilu (dari mata orang sok tahu)

Manipulasi Angka (Mencari Esensi Ujian dan Meluruskan Keliru)