Mencermati Arti Mukjizat Al-Quran dari Segi Bahasa

Gambar
Diri kita terdiri dari dua hal yaitu jasad dan ruh. Jasad harus diberi gizi yang cukup untuk tumbuh kuat dan gizinya berbentuk materi seperti makanan dan minuman. Begitu juga dengan ruh yang membutuhkan asupan gizi, namun gizinya bukan berbentuk materi melainkan maknawi yaitu hidayah. Sebagaimana Allah memudahkan kita untuk mendapatkan asupan gizi materi bagi jasad kita, Allah juga telah memudahkan kita untuk mendapatkan hidayah itu sebagai asupan gizi maknawi bagi ruh kita, dengan cara diutusnya para rasul untuk menuntun manusia kepada jalan yang benar dan juga diberikan pula pada manusia akal sehat agar mudah untuk meyakini apa yang dibawakan oleh para rasul. Para rasul diutus kepada kaum yang sudah mulai melenceng dari jalan yang benar, seperti kaum Nabi Nuh yang sejak 10 abad menyembah Allah lalu kemudian mereka berpaling menuju penyembahan patung akibat perilaku mereka yang berlebihan terhadap orang saleh, maka Allah pun mengutus Nabi Nuh untuk mengembalikan mereka menuju penyem

Bait-bait Indah Dari Negeri Andalusia

 Pernah penulis mengikuti daurah bersama Syaikh Adil Bin Ahmad Al-Bahry hafidzahullah sebagai pelatihan untuk calon khidmah. Syaikh mengupas tentang syair karya Al-Ilbirie rahimahullah, seorang ulama kelahiran Andalusia, berjudul At-Taiyyah. Mulai sejak itulah penulis berpikiran untuk menyebarkan apa yang dia telah pahami dari penjelasan Syaikh itu karena dirasa ini adalah ilmu yang bermanfaat yang orang lain harus tahu tentang itu. Tapi, belum muncul semangat untuk menorehkannya dalam bentuk tulisan. Setelah sekian lama, saat hobi menulis itu muncul, barulah keinginan menyebarkan tulisan itu kembali hadir, tapi telah lupa dengan apa yang disampaikan Syaikh. Akhirnya, aku pun mencari penjelasan lain yang dapat membantu penulis dalam menjelaskan syair ini karena bahasa Arab membutuhkan ahli dalam menjelaskannya. Dapatlah sebuah naskah yang ditulis dari hasil kajian Syaikh Abu Yusuf Mushtafa Mubram hafizdahullah, seorang ulama dari Yaman, mengenai syair ini yang didapatkan dari internet. 

Apa yang dibahas dan mengapa harus dibaca?

           Penjelasannya dibawakan dengan bahasa yang mudah dipahami bagi penulis, maka mulai dari situlah projek penulisan ini dimulai dan didasarkan dari penjelasan Syaikh tersebut. Buku ini sangatlah bermanfaat dan akan membawa pembaca menuju jendela agar melihat dunia dengan cara yang berbeda. Mengupas banyak hal dan disatukan dengan gaya yang mengalir. Pandangan pada hakikat dunia menjadi prioritas utama dalam syair ini karena dunia tak selamanya dan kita hendaklah paham bagaimana kita bersikap di dunia ini agar di akhirat sana kita tak merugi. Kemudian motivasi untuk semangat menuntu ilmu dan berjuang menuju kesuksesan mulia dengan belajar giat, terutama ilmu agama, ibadah kuat, taat dan takwa yang hebat, serta akhlak yang luhur. Disertakan pula kisah-kisah, ungkapan para ahli hikmah, dan dalil-dalil yang menguatkan dan menghiasi buku ini. Perlu diketahui bahwa syair Al-Ilbirie ini masih dipelajari dan dikupas oleh para ulama di berbagai negeri. Oleh karena itu buku ini wajib dimiliki, meskipun tak sebagus penjelasan para ulama karena penulis hanyalah pemuda yang fakir ilmu, apalagi oleh penuntut ilmu, mereka haruslah mengetahui syair ini agar lurus dalam perjalanannya mencari ilmu. 

"Ilmu itu bak air, saat terdiam di kubangan, tak mengalir, maka air itu akan rusak, tercemar, sumber penyakit, dan hilanglah manfaatnya. Namun saat air itu disalurkan, maka air itu akan sehat, bersih, dan manfaatnya terasa hingga nun jauh."

           Buku ini memanglah bukan buku yang sempurna untuk menjelaskan sebuah karya ulama, tapi meskipun demikian tetap tak mengurangi manfaat yang ada di dalamnya, dan kesalahan haruslah dimaklumi. Buku ini adalah jilid pertama dari buku dwilogi “Ta” ini. Sedangkan jilid kedua akan hadir tak lama lagi, masih dalam proses pengembangan, yang-Insya Allah-akan dicetak di akhir bulan Juni. 

         Ta adalah judul yang diambil dari At-Taiyyah. Buku ini diterbitkan oleh Zahira Publishing dan memiliki tebal 222 halaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilu (dari mata orang sok tahu)

Mimpi Untuk Cianjur

Penghargaan Yang Bukan Penghargaan (Mencari Hakikat Prestasi & Apresiasi)