Mencermati Arti Mukjizat Al-Quran dari Segi Bahasa

Gambar
Diri kita terdiri dari dua hal yaitu jasad dan ruh. Jasad harus diberi gizi yang cukup untuk tumbuh kuat dan gizinya berbentuk materi seperti makanan dan minuman. Begitu juga dengan ruh yang membutuhkan asupan gizi, namun gizinya bukan berbentuk materi melainkan maknawi yaitu hidayah. Sebagaimana Allah memudahkan kita untuk mendapatkan asupan gizi materi bagi jasad kita, Allah juga telah memudahkan kita untuk mendapatkan hidayah itu sebagai asupan gizi maknawi bagi ruh kita, dengan cara diutusnya para rasul untuk menuntun manusia kepada jalan yang benar dan juga diberikan pula pada manusia akal sehat agar mudah untuk meyakini apa yang dibawakan oleh para rasul. Para rasul diutus kepada kaum yang sudah mulai melenceng dari jalan yang benar, seperti kaum Nabi Nuh yang sejak 10 abad menyembah Allah lalu kemudian mereka berpaling menuju penyembahan patung akibat perilaku mereka yang berlebihan terhadap orang saleh, maka Allah pun mengutus Nabi Nuh untuk mengembalikan mereka menuju penyem

Mimpi Untuk Cianjur




Cianjur, kota atau kabupaten tempat saya dilahirkan dan berkembang, kota yang menjadi dikenal semenjak bencana gempa bumi yang meluluhlantahkan sebagian kecamatan di kota ini pada 21 November 2022. Kota yang menyimpan budaya dan kekayaan alam. Kota sederhana yang menjadi cerita bagi kurang lebih 2 juta orang. Kota yang dahulu pernah menjadi kerajaan dari abad 16 hingga abad 19 yang didirikan oleh tokoh agama penting yang mendukung perlawaan akan penjajahan portugis, Sunan Gunung Jati Syiarif Hidayatullah, seorang wali dari kesembilan walisongo. Di masa penjajahan Belanda, kota ini menjadi bagian dari keresidenan Priangan atau Parahiyangan. Keresidenan ini aslinya beribu kota di Cianjur, tetapi dipindahkan ke Bandung oleh Residen van der Moor setelah letusan Gunung Gede memporakporandakan Cianjur pada 1864.[1] Ketika van der Capellen menerapkan sistem cultuurstelsel pada 1821, keresidenan ini tertutup bagi orang asing, tetapi dibuka kembali untuk umum oleh Residen van Steinmetz pada 1852.[2] Kota kelahiran saya ini harus dikembangkan dan harus menjadi kota yang memiliki daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia.

          Dan inilah mimpi saya untuk Cianjur, menulis mimpi agar menjadi bukti bahwa saya pernah bercita-cita untuk membangun kota kelahiran saya, tercapai atau tidak itu di luar kehendak saya, itu kehendak yang Maha Kuasa. Saya ingin melihat kemajuan yang signifikan dari kota ini, mencerdaskan warganya, menata masyarakatnya, menjadikan kota Cianjur sebagai kota kecil teladan. Saya bermimpi bila saya dianugerahi amanah kepemimpinan, maka saya akan berusaha merealisasikan seluruh mimpi saya ini. Mimpi yang dibangun berdasarkan hasil menelaah, membaca, dan berpikir. Impian yang terbatas oleh kadar keilmuan saya yang masih berada di umur 20 tahun.

    Saya ingin melihat Cianjur maju secara ekonomi, pendidikan, dan karakter serta keagamaan rakyatnya, saya melihat kemanjuan bukan dari banyaknya perusahaan asing yang datang ke Cianjur, tapi saya melihat kemajuan di saat penduduk Cianjur sendiri yang menciptakan kemajuan, di saat tingkat pendidikan mereka meningkat, di saat kemiskinan berkurang, dan di saat rakyatnya melek perkembangan tanpa melampaui batas agama dan budaya. Saya ingin Cianjur menjadi percontohan bagi kota-kota di Jawa Barat bahkan Indonesia, berperan layaknya ibu kota provinsi seperti dalam sejarahnya, saya ingin Cianjur menjadi kota maju dengan kesederhanaa, tidak menghilangkan watak aslinya, tetap menjaga adat istiadatnya, tapi pemikirannya mendunia. Ini adalah mimpi, bukanlah janji. Mimpi untuk diwujudkan sedangkan janji untuk dituntut penunaiannya.

Slogan Cianjur

Masyarakat Cianjur dikenal dengan ramahnya dari sikap dan tata bahasa Sundanya, dan masyarakatnya pun gemar bergotong-royong. Sebuah budaya yang harus dipertahankan. Tapi gotong-royong itu terbatas antara masyarakat dengan masyarakat, tidak dengan pemerintah setempat, ditambah era digital membuat generasi muda cenderung individual di kehidupan nyata tapi sosial di kehidupan maya, maka perubahan era ini harus dibina dan dibimbing dan pemerintah harus ikut andil dalam tumbuh kembang masyarakat. Maka saya memberikan slogan ‘Cianjur, Kota Sasarengan’. Arti dari slogan itu bahwa Cianjur adalah kota yang dimiliki semua warganya dan pemerintah perlu berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengembangkan seluruh sektor di kota Cianjur, juga pemerintah ikutserta memfasilitasi masyarakat dalam menegakkan 3 pilar budaya Cianjur: ngaos, mamaos, maenpo. 3 pilar yang menggambarkan kondisi keseimbangan antara olah spiritual, olah kultural, dan olah jasmani. Generasi mendatang selalu memiliki pandangan maju ke depan dan mereka selalu mengharapkan adanya kolaborasi antara kinerja mereka dengan dukungan pemerintah. Maka fokus dari slogan ini adalah mendukung masyarakat untuk ikutserta membangun kota Cianjur ini, terutama di bidang pendidikan.

Masjid Agung

Masjid Agung Cianjur menjadi ikon khas bagi kota Cianjur, masjid yang berdiri di atas tanah wakaf Ny. R. Siti Bodedar ini dibangun pada tahun 1810 dan diresmikan pada 13 Juli 1998. Ciri khas paling mencoloknya adalah bentuk ujung kubah yang menyerupai atap rumah joglo yang disebut di dalam bahasa Sunda dengan nyungcut, maka masjid ini pun dijuluki Balai Nyungcut. Masjid dengan luas 4.502 m2 sangat disayangkan bila kegiatan di dalamnya hanya berupa sholat berjamaah atau kegiatan keagamaan yang bersifat momental. Maka saya berencana untuk menjadikan Masjid Agung Cianjur sebagai pusat pembelajaran Islam di mana pada setiap tiang masjid dan sudutnya ada guru-guru yang mengajarkan berbagai cabang ilmu agama, di mana santri-santri dari seluruh penjuru negeri datang berbondong-bondong untuk menuntut ilmu agama. Masjid ini juga memiliki peranan sebagai rujukan hukum agama. Pengurus dari masjid ini adalah DUMA (Dewan Ulama Masjid Agung) yang bertugas sebagai pengurus masjid, sumber rujukan hukum agama, pengelola pendidikan dan kurikulum kegiatan ajar-mengajar di masjid serta selektifitas pengajar di sana. DUMA ini diisi dari berbagai ormas dan kelompok Islam yang masih sejalur dengan pemikiran Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan harapan bisa terbentuknya komunitas Islam yang sehat, yang saling mengedepankan diskusi dan argumen, bukan amarah dan persekusi. Kawasan sekitar Masjid Agung pun dijadikan kawasan belajar dan wisata dengan menata ulang kawasan menjadi dipenuhi kios buku Islami dan pusat oleh-oleh khas Cianjur. Mengelola Masjid Agung dan kawasan sekitarnya menjadi tempat para santri belajar adalah untuk mengembalikan citra Cianjur sebagai Kota Santri, untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar, dan menegakkan pilar budaya pertama ‘ngaos’ yang berarti masyarakat yang punya karakter agamis yang kental dalam sikap dan pandangan.

Keberadaan Masjid Agung yang menjadi pusat pembelajaran Islam bagi para santri dari segala penjuru negeri ini akan membuat kawasan sekitar meningkat ekonominya, seperti naiknya permintaan kos dan jumlah penumpang transportasi umum, serta membludaknya jumlah pengunjung.

Perpustakaan Al-Hikmah

Perpustakaan Al-Hikmah adalah perpustakaan bertaraf internasional yang menjadi pusat pembelajaran dan pengkajian ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara murah dan masyarakat bisa ikutserta dalam pengkoleksian karya tulis. Perpustakaan ini memiliki ruang baca indor yang nyaman dengan interior nuansa alam terbuka, kemudian perpustakaan yang tertata rapi yang memiliki semua jenis buku dari semua cabang ilmu mulai dari pengetahuan umum hingga ilmu dari berbagai agama, juga memiliki ruang belajar yang diisi oleh ilmuwan dan dibuka secara gratis dengan komitmen pelajar yang dipantau ketat. Perpustakaan ini pula berkolaborasi dengan univeritas-universitas untuk menyimpan karya tulis mahasiswa di rak buku perpustakaan. Perpustakaan ini terinspirasi dari perpustakaan Baitul Hikmah di zaman Abbasiyah yang memiliki peranan penting dalam kemajuan peradaban. Saya membuat aturan di perpustakaan ini, dimulai dari aturan pengunjung:

  • Semua pengunjung dapat masuk dengan harga Rp. 2.000,00 untuk biaya pengembangan dan operasional perpustakaan.
  • Semua pengunjung dapat meminjam buku dengan dibatasi durasi 1 minggu, dan bila dibutuhkan waktu lebih lama, maka dia harus memperbarui pinjaman itu ke administrasi.
  • Bila peminjam menghilangkan buku, maka peminjam dikenakan denda berupa harus mengganti buku itu dengan 5 buku; 1 buku yang hilang dan 4 buku yang belum ada di perpustakaan atau sedang dibutuhkan perpustakaan.
  • Pengunjung harus menjaga ketertiban selama di dalam perpustakaan dan merawat dengan baik buku-buku yang sedang dibaca.
  • Dilarang merokok, membawa makanan berat, dan benda tajam,
  • Dilarang berfoto-foto di area rak buku perpustakaan kecuali sudah mendapatkan izin petugas.
  • Setiap pelanggaran didenda dengan uang tunai senilai Rp. 500.000,00.

Aturan ikut pembelajar di perpustakaan Al-Hikmah:

  • Pelajar harus sudah punya tekad yang kuat untuk belajar di mata pelajaran tersebut.
  • Pelajar mendaftar secara gratis sesuai mata pelajaran yang dia inginkin.
  • Pelajar harus berkomitmen menjaga adab selama dan di luar ruang belajar.
  • Pelajar harus hadir di seluruh jadwal mata pelajarannya yang diadakan satu atau dua hari perminggu, dan tak boleh absen tanpa izin yang dibenarkan, bila dia absen sebanyak lebih dari 3 kali, maka dia dikeluarkan dari pembelajaran dan harus membayar denda sebesar Rp. 500.000,00.

Aturan ikut kontribusi karya tulis di perpustakaan Al-Hikmah:

  • Penulis harus memiliki karya yang orisinil, bukan plagiat ataupun copy-paste.
  • Karya penulis bertema dan berjenis bebas, dengan syarat tidak mengandung unsur SARA atau pemikiran yang menyimpang.
  • Diutamakan tema dari karya tulisnya adalah tema yang hangat pada waktu itu.
  • Setiap karya tulis yang lolos seleksi mendapatkan dihargai uang senilai Rp. 3.000.000,00 dan gratis akses masuk untuk penulis serta tergabung dalam komunitas penulis Al-Hikmah.

Komunitas penulis Al-Hikmah adalah komunitas yang mengumpulkan para penulis yang karya tulisnya lolos masuk koleksi perpustakaan dan komunitas ini diberikan amanah untuk ikutserta memajukan perpustakaan dengan ikut meneliti, menulis karya, dan menyeleksi buku yang masuk ke koleksi perpustakaan. Komunitas ini memberikan ruang untuk para penulis pemula untuk lebih diakui dan dihargai karya tulisnya oleh pemerintah agar semangat menulisnya terus tumbuh.

Diharapkan dengan adanya perpustakaan ini membuat warga Cianjur menjadi warga yang cerdas, berwawasan luas, berpikir kritis, dan berakhlak mulai. Bila Masjid Agung menjadi pusat pembelajaran khusus Islam, maka perpustakaan Al-Hikmah diperuntukkan untuk seluruh kalangan. Juga perpustakaan ini diharapkan menjadi percontohan perpustakaan produktif yang membantu kemajuan pendidikan di Indonesia dan dunia.

Menata Transportasi

Di saat Masjid Agung dan Perpustakaan menjadi destinasi studi semua pelajar dari penjuru negeri, maka termasuk penting menata transportasi untuk memudahkan akses para pendatang dan pelajar. Yang menjadi fokus utama di sini adalah soal angkot. Selama ini angkot dikuasai oleh bos-bos angkot dan pemerintah belum menyupsidi harga, maka saya berencana untuk mengratiskan harga naik angkot dan para sopir digaji oleh pemerintah, setiap penumpang dihargai bonus tambahan bagi gaji supir. Kemudian untuk menertibkan jalan yang mana angkot sering ngetem sembarangan yang mengakibatkan kemacetan, maka saya ingin membuat lapangan atau halte khuhus di beberapa titik untuk tempat ngetem angkot, juga jalur angkot yang lebih tertata dan menjangkau lebih banyak pelosok. Dengan transportasi angkot yang murah, ramah, dan tertata, diharapkan masyarakat lebih nyaman menggunakan angkot ketimbang kendaraan pribadi dan juga demi meningkatkan kesejahteraan para supir angkot yang kini sudah mulai tersingkirkan oleh ojek online dan taksi online.

Kampung Produktif

Kampung produktif adalah sebuah program di mana setiap kampung harus memiliki nilai jual yang dapat ditawarkan bagj para pengunjung. Setiap kampung harus menata rapi kampungnya sehingga bernilai wisata yang mana itu menjadi pemasukkan bagi kemakmuran masyarkat kampung itu, dan atau setiap kampung memiliki kerajinan atau makanan khas yang bisa dijual dan meningkatkan nama kampung dan kota Cianjur. Bila setiap masyarakat mengembangkan kampungnya menjadi kampung produktif dan pemerintah mendukung usaha warga tersebut, maka akan muncul rasa bangga pada setiap anggota kampung, berkurangnya pengangguran, meningkatnya pengunjung, dan naiknya nama baik kota Cianjur.

Pasar Oleh-oleh

Pasar oleh-oleh ini rencananya dibangun di sekitaran area alun-alun Masjid Agung. Pasar oleh-oleh ini menjual berbagai makanan dan kerajinan khas Cianjur yang dihasilkan dari program Kampung Produktif sehingga memudahkan para pengunjung untuk mencari oleh-oleh khas Cianjur. Pasar ini harus ditata senyaman dan sebersih mungkin dengan tetap menjaga nilai tradisional.

Satu Kampung Satu Tenaga Medis

Seringkali warga yang tinggal di pelosok sulit mendapatkan akses kesehatan di kampungnya, maka dari itu saya berencana untuk mengirim pada setiap kampung satu tenaga medis atau bidan yang dapat membantu penanganan pertama atas masalah kesehatan atau persalinan yang dialami warga.

Rumah Sukses

Rumah Sukses adalah sebuah tempat untuk menampung orang-orang miskin untuk tumbuh dan mengembangkan potensi dan cara pandang mereka agar mereka bisa memghapus mindset kemiskinan dari pikiran mereka dan meningkatkan perekonomian mereka. Rumah Sukses ini terdiri dari apartemen, aula, kelas, dan taman. Rumah Sukses menghadirkan para coach bisnis untuk mengedukasi masyarakat miskin bagaimana menghasilkan uang secara halal dan berkelanjutan. Sistem di Rumah Sukses ini sebagai berikut:

  • Tidak ada pemungutan biaya karena sudah ditanggung oleh pemerintah, pihak Rumah Sukses akan mencari masyarakat miskin mana yang layak untuk ditampung, dilihat dari ketidakadaan tempat tinggal, tak punya pekerjaan atau pendapatan di bawah kebutuhan utama, dan tak punya kerabat yang membantu.
  • Masyarakat miskin yang ditampung di Rumah Sukses diberikan fasilitas yang lengkap.
  • Peraturan di Rumah Sukses sangat ketat dan bagi yang melanggar agar diusir secara paksa dari lingkungan Rumah Sukses.
  • Rumah Sukses memberikan pelatihan bisnis selama 2-3 tahun kepada masyarakat yang ditampung dan diberikan modal berupa uang dan gerobak untuk mereka berjualan, setiap individu bebas memilih apa yang mau mereka jual dan di mana mereka mau berjualan asalkan di lokasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.
  • Jika selama 2-3 tahun mereka tak bisa mengembangkan bisnis yang sudah dimodali oleh pemerintah, maka mereka akan diusir dari Rumah Sukses karena kontrak mereka sudah habis. Dalam waktu 2-3 tahun, Rumah Sukses berharap mereka mampu membeli rumah sederhana untuk tempat tinggal yang lebih layak dan punya pendapatan harian yang memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari serta punya ilmu bisnis untuk mereka kembangkan.

Berikut peraturan-peraturan Rumah Sukses:

  • Anggota Rumah Sukses tidak boleh melanggar hukum negara seperti melakukan tindak pidana dan tindakan asusila.
  • Anggota Rumah Sukses tidak boleh terjerat hutang pinjaman online dan bermain judi baik offline maupun online.
  • Anggota Rumah Sukses tidak boleh merusak fasilitas umum dan lingkungan tempat tinggal yang sudah disediakan.
  • Jika kedapatan anggota Rumah Sukses melakukan tindakan yang tertera di atas, maka akan diberikan sanksi berupa pengusiran dan ganti rugi terhadap subsidi yang telah disediakan pemerintah serta berurusan dengan pihak kepolisian.
  • Anggota Rumah Sukses harus berkelakuan baik, rajin beribadah, dan menjaga ketertiban di lingkugan Rumah Sukses.
  • Jika anggota Rumah Sukses kembali menjadi pengemis dan malas berbisnis setelah 2-3 tahun dididik dan dibiayai oleh Rumah Sukses, maka akan diberikan hukuman.

Sayembara Lestari Bahasa dan Kebudayaan Sunda

Sayembara ini diadakan untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan Sunda yang mulai hilang dari generasi muda saat ini sebagai bentuk kekhawatiran jika tak dilestarikan budaya Sunda ini hilang dan tak lagi dikenal, melihat mulai banyak generasi muda yang terpengaruh oleh budaya dan bahasa asing. Selain untuk melestarikan, sayembara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan bahasa Sunda ke seluruh Indonesia bahkan dunia.

Sayembara ini ada dua tahapan, dibuka untuk umum, dan diberikan hadiah yang fantastis. Tahap pertama adalah penulisan kaidah atau gramatikal bahasa dan aksara Sunda secara lebih rapih, sistematis, dan mudah dipahami, terkandung juga di dalam tulisannya seputar kebudayaan Sunda, tujuannya adalah agar orang non-Sunda bisa mempelajari bahasa Sunda dengan mudah dan benar sesuai penutur asli. Dari banyak karya, hanya akan terpilih tiga sebagai pemenang dilihat dari bagaimana bentuk penjelasannya dan kelengkapannya, namun hanya satu yang karyanya bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Tahapan kedua adalah hasil dari karya yang menduduki peringkat kesatu akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, bahasa Arab, dan berbagai bahasa lainnya. Sayembara tahap kedua ini dibuka untuk siapa saja dan bebas untuk memilih ke bahasa apa yang mereka mau terjemahkan, dari setiap bahasa akan dipilih satu karya terbaik.

Buku Gramatikal Bahasa Sunda hasil dari sayembara ini akan dipublikasikan ke berbagai belahan dunia baik nyata ataupun maya sebagai bentuk memperkenalkan identitas suku Sunda dan menyebarluaskan bahasa Sunda.

Kemudian di antara program Lestari Bahasa dan Kebudayaan Sunda (LBK-Sunda) adalah mewajibkan menulis aksara Sunda di setiap papan petunjuk jalan, papan informasi jalan, papan nama, dan surat resmi sebelum tulisan latin.

Memperdayagunakan Kelompok Preman

Melihat dari banyaknya komunitas preman di Cianjur yang seringkali justru meresahkan warga, saya berpikir bagaimana mereka justru menjadi tangan panjang kepolisian dalam menertibkan masyarakat. Dengan pengawasan kepolisian secara jujur dan bijaksana, dan bukan untuk melindungi pihak yang salah, kepolisian memegang kendali atas komunitas preman untuk menertibkan masyarakat, mencegah kriminal, dan menjaga keamanan di kota Cianjur. Pengawasan kepolisian sangatlah ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh oknum preman ataupun oknum kepolisian itu sendiri. Dan lewat program Memperdayagunakan Kelompok preman ini juga, kepolisian bisa melangsungkan Operasi Tangkap Kriminal.

Operasi Tangkap Kriminal

Operasi Tangkap Kriminal adalah operasi bersih-bersih kota dari berbagai jenis kriminal seperti narkoba, pemerkosaan, alkohol, pembegalan, pencurian, dan perampokan. Bekerjasama dengan komunitas preman untuk menyukseskan operasi ini dengan harapan terciptanya kota Cianjur yang aman sentosa dan masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk beraktivitas di malam hari. Kota Cianjur harus menjadi kota paling aman di Jawa Barat dengan tingkat kriminal serendah mungkin. Dan tentu bukan hanya sekedar operasi tangkap, tapi perlu juga edukasi masyarakat serta meningkatkan perekonomian warga agar warga lebih memilih mencari uang secara halal ketimbang harus membunuh dan menganiaya.

Youth Creative and Positive Center (YCPC)

Sebuah gedung dengan lapangan serbaguna tempat berkumpul anak-anak muda mengeluarkan kreatifitas dan inivasi mereka, disokong oleh pemerintah dengan berbagai fasilitas yang dapat memudahkan mereka mengembangkan potensi terbaik mereka. Menjadi tempat berkumpul yang positif di mana anak-anak muda membicarakan masa depan Indonesia, belajar banyak hal, dan menghasilkan banyak karya. Di sini juga tempat bagi berkumpulnya antara pemuda umum dan pemuda agama menjadi forum untuk menyatukan pemikiran demi kemajuan bangsa dan negara. Mengadakan juga seminar-seminar keilmuan yang diisi oleh tokoh-tokoh anak muda berprestasi. Terbuka untuk seluruh pemuda-pemudi Cianjur, gratis mendaftar dan akan diberikan kartu nama, jika salah satu anggota YCPC berbuat kriminal, anarkisme, vandalisme, dan berbuat kerusakan secara sengaja, maka akan dikeluarkan dari keanggotaan hingga mengganti rugi atau habis masa hukumannya.

Cianjur: Kota Wisata Sederhana

Ketika mulai banyak tempat wisata modern di kota-kota besar, Cianjur harus tetap menjaga kesederhanaannya dengan tetap menjaga kelestarian alam. Cianjur memiliki banyak sekali destinasi alam yang jika dikelola dengan baik akan menjadi daya tarik bagi orang-orang perkotaan yang rindu alam. Lewat Cianjur: Kota Wisata Sederhana ini, saya ingin kota Cianjur menjadi salah destinasi alam terkenal di Jawa Barat, Cianjur harus punya daya tarik wisatawan di setiap titik. Cianjur harus menawarkan wisata-wisata sederhana seperti kebun raya, air terjun, perbukitan, pesawahan, dan kampung produktif dengan penertiban yang baik sehingga wisatawan tak jenuh dan tak kecewa dengan datangnya mereka ke Cianjur. Tentu langkah yang harus ditempuh adalah menertibkan lokasi, menetapkan tarif, melarang pungli, dan mengajak masyarakat setempat untuk ikutserta dalam mengelola.

Sebuah mimpi yang jauh

Masih banyak harapan yang ingin saya capai untuk memajukan kota kelahiran saya ini, seperti memberantas korupsi yang sudah menjadi masalah yang membudidaya di tubuh pemerintah, menciptakan Cianjur yang toleransi tanpa campur tradisi, menata jalan dan transportasi umum sehingga meminimalisir kemacetan, menata pedagang kaki-lima, dan lain sebagainya. Saya menulis semua mimpi ini berdasarkan hasil menelaah sekitar dan keinginan saya untuk mengubahnya, dan mungkin setelah ini, akan bermunculan ide dan gagasan lain yang hadir baik itu dari saya ataupun dari orang lain, karena saya yakin masih banyak pemuda yang memikirkan soal kemajuan kota kelahirannya, bahkan mungkin ada yang jauh lebih kedepan cara pikirnya dan lebih dahulu mampu merealisasikannya. Saya ingin melihat pemerintah, minimal kota Cianjur, diisi oleh orang-orang yang jujur, adil, bijaksana, dan berdedikasi tinggi demi kemajuan masyarakat, karena sepertinya orang-orang yang tulus mulai berkurang di tubuh pemerintah sebab godaan kekuasaan dan uang  yang begitu hebat.

Cianjur harus menjadi kota yang ceria, masyarakat merasa aman dan tentram, maju secara pendidikan dan ekonomi, lingkungan yang rapi dan bersih. Cianjur kembali menjadi kota santri yang menghargai perbedaan agama, umat beragama saling tolong-menolong dan menghargai. Cianjur harus menjadi kota yang melahirkan tokoh-tokoh dan insan-insan yang hebat dan berbakat, terkenal secara nasional dan internasional, membantu memajukan bangsa dan negara, seperti Silicon Valley dan Athena atau Baghdad dan Andalusia, karena di antara sebab seorang tokoh terlahir adalah kota tempat dia lahir dan tumbuh adalah kota yang menghargai ilmu pengetahuan dan menyiarkan atmosfer intelektual di seluruh masyarakat.

Dan pada akhirnya, semua adalah mimpi, yang tersisa adalah bagaimana saya bisa mencapai semua mimpi itu. Menulis mimpi adalah bentuk kemajuan karena menurut banyak penelitian bahwa orang yang menulis mimpi lebih banyak yang berhasil mencapainya ketimbang orang yang tidak menulis mimpi, yang hanya menyimpan di benaknya saja.

Semoga semuanya Allah bukakan jalannya.

23 Juli 2024



[1] Patria, Teguh Amor (2014). Telusur BandungJakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 10. ISBN 978-602-02-3198-3. Wikipedia.com

[2] Patria, Teguh Amor (2014). Telusur BandungJakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 21. ISBN 978-602-02-3198-3. Wikipedia.com






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilu (dari mata orang sok tahu)

Penghargaan Yang Bukan Penghargaan (Mencari Hakikat Prestasi & Apresiasi)